Mencoba Ansible
1. Menginstall Tellnet
Untuk mengautomisasi server dan sekaligus meng install telnet di dalam server yang kita kelola dengan ansible. Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
A). Masuk ke dalam inventory host ansible yang berada pada /etc/ansible/hosts. Di dalam file hosts anda dapat mengikuti konfigurasi seperti di bawah ini.
B). Lalu gunakan perintah ssh-copy-id root@192.168.56.70. untuk user dan ip address nya bisa anda sesuaikan dengan server yang akan anda kelola dengan ansible.
C). Buat file yang berektensi ".yml" sebagai playbook yang akan kita gunakan. Pastikan didalam filenya terdapat konfigurasi untuk menginstall telnet, seperti di bawah ini.
D). Lalu jalankan perintah ansible-playbook -i (file inventory host) (file .yml). Seperti di bawah ini.
hasil output |
2. Memeriksa Disk Usage
Untuk melihat penggunaan disk di dalam server yang kita kelola dengan ansible, anda bisa mengikuti cara-cara di bawah ini:
A). Buat file dengan ekstensi ".yml" anda bisa menempatkannya sesuka anda.
B). Lalu masukkan konfigurasi seperti di bawah ini ke dalam file .yml, yang sudah anda bikin sebelumnya.
C). Lalu jalankan perintah ansible-playbook -i (file inventory host) (file .yml). seperti di bawah ini :
Hasil output |
3. Membuat User Baru
Untuk membuat user baru pada server yang anda kelola, anda dapat mengikuti langkah-langkah seperti berikut:
A). Buat file dengan exktensi ".yml" dan masukkan konfigurasi seperti di bawah ini :
Di sini saya juga sekaligus menambahkan agar user yang kita buat masuk ke dalam grup sudoers
B). Untuk mengatur password kita harus menkonversi dahulu password kita menjadi "hash"
dengan menggunakan perintah openssl passwd -1
C). Llu jalankan perintah ansible-playbook -i (file inventory host) (file .yml). Seperti di bawah ini:
4. Menjalankan Command Telnet Ke Server Tujuan Ke Port 22
A). Buat file dengan ekstensi ".yml", Masukkan konfigurasi seperti di bawah ini
B). Lalu jalankan perintah ansible-playbook -i (file inventory host) (file .yml). seperti di bawah ini
5). Perbedaan AWX dan Ansible Tower
AWX dan Ansible Tower adalah platform manajemen Ansible yang memungkinkan organisasi untuk mengelola proyek dan tugas-tugas automation mereka secara lebih efisien. Meskipun keduanya memiliki kemampuan serupa, terdapat beberapa perbedaan penting antara kedua platform ini.
- Ketersediaan Open Source: AWX adalah proyek open source yang dikembangkan dan didukung oleh komunitas Ansible. Sementara itu, Ansible Tower adalah produk berbayar dari Red Hat.
- Fitur dan Kemampuan: Kedua platform memiliki kemampuan yang serupa, seperti pembuatan dan pengaturan proyek, integrasi konteks, dan manajemen tugas. Namun, Ansible Tower memiliki beberapa fitur tambahan seperti pemantauan dan pemantauan tugas, integrasi dengan aplikasi lain, dan laporan dan analitik.
- Dukungan: Ansible Tower memiliki dukungan langsung dari Red Hat, sementara AWX dukungannya dari komunitas.
- Skalabilitas dan Performa: Ansible Tower dapat menangani tugas-tugas automation dengan skala besar dan memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan AWX.
- Harga: Ansible Tower adalah produk berbayar dan memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan AWX, meskipun AWX memerlukan investasi pada infrastruktur dan sumber daya untuk menjalankannya.
Kesimpulannya, AWX dan Ansible Tower memiliki fitur dan kemampuan serupa, namun Ansible Tower memiliki beberapa fitur tambahan dan lebih cocok untuk organisasi yang memiliki tugas automation dengan skala besar dan membutuhkan dukungan langsung. Sementara itu, AWX adalah pilihan yang baik untuk organisasi yang memiliki anggaran yang lebih terbatas atau ingin mengelola tugas automation dengan cara yang lebih sederhana.
Komentar
Posting Komentar